Situs peninggalan Bangsa Skithia |
Pengembaraan mereka bermula dari daratan Asia Tengah, hingga ke Rusia bagian selatan, dan Ukraina. Daerah persebarannya meliputi wilayah tundra es, hutan lebat, dan padang rumput.
Beberapa Fakta Sejarah Bangsa Skithia
Bangsa Skithia (schytian), juga mendapat julukan Scyth, Sacae, atau Saka, Schytian adalah bahasa Yunani kuno untuk menunjuk orang orang nomaden dari Iran utara. Sayangnya, masyarakat Scyth ini bukan merupakan penutur tertulis, sehingga tidak ada catatan gambar atau tulisan yang menguak sejarah mereka. Meskipun demikian, ada beberapa fakta menarik untuk sedikit mengenal bangsa ini.
1. Sumber Informasi Justru Berasal dari Bangsa Lain
Sejauh ini, pengetahuan mengenai bangsa Skithia sebagian besar berasal dari catatan seorang sejarawan Yunani kuno, Herodotus. Selanjutnya, penambahan informasi juga berasal dari hasil penggalian situs-situs arkeologi.
Beberapa gundukan di pegunungan Altai, memiliki lapisan tanah membeku, sehingga menjadi pengawet alami bagi mayat yang terkubur di bawahnya. Melalui hasil penggalian tersebut, para arkeolog mulai menyimpulkan karakteristik masyarakat ini.
2. Pejuang Tangguh
Catatan Herodotus dan beberapa naskah lain dari bangsa Yunani, Syria, dan Persia, menceritakan bahwa kaum Skithia merupakan pejuang tangguh. Mereka pantang menyerah, memiliki strategi perang bagus, sekaligus pandai bersembunyi. Hal ini membuat musuh menjadi takut, sekaligus merasa kagum.
Selain itu, bangsa Skithia juga pandai mengembangkan senjata mematikan. Salah satu hasil penggalian peninggalan zaman kuno berupa busur pejuang Scyth yang memiliki desain khusus. Kayu kokoh berlapis dan balutan otot, membuat anak panah melesat dengan energi penuh, sehingga cepat dan tepat sasaran.
Catatan dari bangsa yang pernah menghadapi mereka, menyatakan anak panahnya semakin mematikan, karena berlapis ramuan racun. Adapun untuk pertempuran jarak dekat, bangsa Skithia menggunakan kapak runcing.
3. Mampu Beradaptasi dengan Baik
Ada informasi bahwa pada awalnya, masyarakat Skithia adalah peminum susu, yang artinya, tidak mengonsumsi alkohol. Namun, pada akhirnya ada pengaruh konsumsi anggur dari bangsa Persia dan Yunani yang membuat mereka menjadi pemabuk.
Pada dasarnya ini merupakan suatu kenyataan bahwa bangsa tersebut memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Bisa jadi karena kehidupan nomaden yang membuat mereka harus mampu bertahan dalam keadaan apapun dengan beradaptasi.
4. Ahli Berkuda
Sejarah bangsa Skithia ini tidak lepas dari fakta bahwa mereka memiliki keterampilan berkuda yang unggul. Mereka merawat hewan tunggangan tersebut secara baik, bahkan melengkapi dengan peralatan yang mendukung mobilitas.
Pada beberapa situs makam, terdapat kerangka kuda, dengan berbagai pelengkap, seperti pelana, kekang, halter, cambuk, perisai, hingga helmnya. Rupanya, kuda tersebut merupakan persembahan / korban untuk menyertai tuannya di dalam kuburan.
5. Menyukai Benda Indah dan bagus
Pada suatu penggalian makam beku di wilayah Siberia, terdapat banyak peninggalan benda-benda indah dan bagus yang terkubur bersama mayat. Perhiasan emas yang ditemukan merupakan hasil metode peleburan, penempaan, dan pelapisan yang bagus.
Proses pemakaman mayat menggunakan metode pemumian, yaitu dengan mengeluarkan otak dan jaringan lemak dari tubuh, kemudian mengisinya dengan rumput dan menjahitnya. Dari salah satu mumi hasil penggalian, terdapat fragmen kulit yang ada tatonya. Gambar pada kulit tersebut berada pada tubuh bagian atas, hingga tangan dan kaki.
Hingga kini, sejarah bangsa Skithia semakin terkuak. Penemuan-demi penemuan di situs penggalian, bahkan mulai menunjukkan bahwa bangsa ini pernah mendirikan kekaisaran di Krimea. Rupanya pada saat itu, kepala suku memutuskan untuk menjadi penguasa di wilayah selatan Rusia.
Apakah mereka sebagai awal nenek moyang orang orang Turkmen?
Bersambung...