Tampilkan postingan dengan label Seljuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seljuk. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Desember 2021

DINASTI SELJUK RUM

DINASTI SELJUK RUM

Blue Mosque Anatolia


Segera setelah perang Manzikart antara Dinasti Seljuk Raya dan Kekaisaran Bizantium tahun 1071 selesai, Alp Arslan penguasa Dinasti Seljuk saat itu mengangkat keponakannya, Sulaiman bin Qultumuish menjadi gubernur di Bizantium. Namun enam tahun setelahnya Sulaiman menyatakan memisahkan diri dari Dinasti Seljuk Raya dan mendirikan Dinasti Seljuk Rum atas wilayah Bizantium dan Anatolia pada tahun 1077 masehi.

Rum sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti Romawi Timur untuk batas kekuasaan kekaisaran Bizantium di wilayah Turki sekarang, kekuasaan Sulaiman berlangsung hingga tahun 1086 setelah dia dibunuh oleh kerabatnya sendiri, Tutush I penguasa Seljuk Suriah.

Kemudian putranya, Kilij Arslan I ditawan oleh Malik Shah I dari Seljuk Raya akibat dari pembangkangan Sulaiman mendirikan Seljuk Rum. Setelah Malik Shah wafat dan Kilij Arslan I bebas ia menggantikan ayahnya atas seluruh wilayah Seljuk Rum dan memindahkan ibukota dari Iznik ke Konya.

Prestasinya adalah ketika tiga kali berhasil mengalahkan pasukan perang salib I tahun 1101, namun ia gugur saat akan merebut Mosul tahun 1107, beliau kalah dari Mehmed Tapar dari Seljuk Raya putra Malik Shah.

Kilij Arslan I mempunya dua putra yaitu Malik Shah (berbeda dengan Malik Shah dari Seljuk Raya) dan Mesud I, namun Mehmed Tapar mendukung Malik Shah sebagai penguasa Anatolia, selama tiga tahun tahta Seljuk Rum kosong tanpa pemimpin resmi akibat perebutan kekuasaan dua saudara kandung yang pada tahun 1110 di menangkan oleh Malik Shah dan dia naik Tahta. Oleh bantuan Denmark, Mesud I merebut Konya dan membunuh Malik Shah yang kemudian ia menjadi sultan Seljuk Rum ditahun 1116, kontribusinya dalam perang ketika mengalahkan pasukan salib II tahun 1147 di Dorylaeum pimpinan Conrad III dari Jerman dan pertempuran ke dua 1148 di Laodikia dimana pasukan salib dipimpin oleh Louis VII dari Prancis.

Dan berikut adalah susunan sultan Dinasti Seljuk Rum setelah Sultan Mesud I:

- Kilij Arslan II 1156-1192

- Kaykhusraw I 1192-1196

- Sulaiman II 1196-1204

- Kilij Arslan III 1204-1205

- kembali ke Kaykhusraw I sampai 1211

- Kaykaus I 1211-1220

- Sultan Alaeddin Kayqubad I 1220-1237, adalah masa jaya Seljuk Rum

- Kakhusraw II 1237-1246

- pemerintahan bersama antara Kaykaus II, Kilij Arslan IV, dan Kayqubad II 1246-1262

- pemerintahan bersama antara Kayqubad II dan Kaykhusraw III sampai 1284

- pemerintahan bersama Mesud II 1284-1308 dan Kayqubad III 1298-1302 


Beberapa hal tentang Seljuk Rum

1. Identitas Seljuk Rum

Dikutip dari Wikipedia, identitas Dinasti Seljuk Rum merupakan status daerah sultan, dengan ibu kota Iznik serta Konya. Bahasa yang digunakan yakni bahasa Persia yang merupakan bahasa resmi dan literatul.  

Selain itu,  yang menjadi identitas sejarah oleh Dinasti Seljuk Rum yakni antara pemisahan dari Dinasti Seljuk Raya di tahun 1077 dan konflik pergulatan internal yang terjadi di tahun 1307 masehi

2. Sejarah Seljuk Rum

Kesultanan Rum atau Negara Seljuk Anatolia yang merupakan bagian kawasan dari orang-orang Seljuk keturunan Bangsa dan Suku Turki, Orang Seljuk lebih sering menyebutnya dengan Rum, hal ini disebabkan berdirinya dinasti ini di wilayah Romawi, tepatnya berada di Bizantium. 

Keberadaan daerah ini dimulai sejak tahun 1077 hingga 1308. Ibu kota pertama kawasan Dinasti Seljuk Rum berada di kawasan Iznik, dan ibu kota yang kedua di kawasan Konya.

3. Wilayah Kekuasaan

Wilayah kekuasaan Seljuk Rum terbilang cukup luas. Wilayah Kesultanan Rum terbentang di antara wilayah Anatolia tengah, dimulai dari garis pantai Antalya dan Alanya yang berada di pesisir laut tengah hingga mencapai kawasan Sinop tepatnya di Laut Hitam. Bahkan hingga Danau Van dengan batas di bagian barat Denizli dan Aegean.

4. Masa Kejayaan 

Masa kejayaan kesultanan Rum yakni berada di tahun 1219 hingga 1237 tepatnya masa pemerintahan Alaeddin Kayqubad I. Alaeddin Kayqubad memerintah kesultanan Rum pada 1220 yang menggantikan saudaranya, Kaykaus I. Di masa itu ada berbagai bangunan dan monumen berarsitektur legendaris yang berdiri.

Di masa inilah pemerintahan Rum menjadi lebih cerah daripada dengan Dinasti Seljuk lainnya. Alaeddin Kayqubad menciptakan kemuliaan pada seluruh Seljuk melalui perekonomian dan politik. 

Di puncak kemenangannya terjadi atas keberhasilan perebutan pelabuhan Mediterania Kaloronos Alanya yang dikuasai oleh kerajaan Cilician, di Armenia kecil. 

Kemajuan politik di masa saat itu terjadi karena adanya serangkaian acara pernikahan diplomatik untuk meningkatkan hubungan antar kelompok saingan.  Tepatnya di tahun 1221 Alaeddin Kayqubad menikahi putri Armenia Mahperi Huand dan di tahun 1227 menikahi ratu Ayyubiah Melike Hatun.

Di masa kejayaan banyak pembangunan sarana dan prasarana di kawasan tersebut, seperti jembatan, Istana, Masjid, dan Menara.

5. Masa Akhir Kejayaan Rum 

Sepeninggalnya Alaeddin yang diduga akibat keracunan yang disengaja tepatnya di akhir ramadhan, 30 Mei 1237. Di mana saat itu, ia meninggal di masa puncak kejayaannya di acara pesta yang direncanakan oleh utusan Mongol Khan Agung. 

Oleh sebab itu, dia tidak terhindar dalam menyaksikan kehancuran kejayaan kesultanannya yang diakibatkan karena adanya perampokan yang dilakukan oleh Mongol. Perampokan berencana dengan kemudian menyerang wilayah Anatolia, Rum.

Masa masa setelah Sultan Alaeddin Kayqubad adalah masa dimana Dinasti Seljuk Rum mulai mundur pengaruhnya dan eksistensinya dalam kekhalifahan akibat perebutan kekuasaan dan hasutan bangsa lain.

Kamis, 02 Desember 2021

DINASTI SELJUK

DINASTI SELJUK

Lambang Dinasti Seljuk Raya


Dinasti Seljuk adalah kekaisaran Islam yang pertama berdiri dengan terdapat 5 pecahan wilayah Dinasti. Berikut uraian sejarah Dinasti Seljuk.

Dinasti Seljuk ialah sebuah Dinasti atau pemerintahan yang memiliki tujuan untuk membangun kekhalifahan Islam yang sebelumnya nyaris tenggelam. Usaha tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menegakkan pemerintahan Islam. 

Sejarah Dinasti Seljuk

Dinasti Seljuk ialah Dinasti Islam yang menguasai Asia Tengah dan Timur tengah tepatnya pada abad ke-11—abad 14.  Dinasti ini dikenal juga dengan sebutan kekaisaran pertama di Persia sebagai Kekaisaran Seljuk Agung atau Seljuk Raya.

Di puncak kejayaannya saat diperintah Malikshah, Dinasti Seljuk memiliki kawasan kekuasaan yang cukup luas, terbukti dengan terbentangnya di antara Kasghar, Anatolia, Yerussalem hingga Punjab yang menjadi sasaran utama perang salib pertama.

Awal mulanya Dinasti Seljuk merupakan kabilah yang didirikan oleh bangsa dan suku Oghuz Turki dari Asia Tengah, di abad 8 para kabilah ini tinggal di kawasan padang rumput Kazakh di Turkistan, bagian utara Laut Kaspia dan Aral. 

Lalu, di abad ke-10 dipimpin oleh Seljuk bin Tuqaq mereka hijrah ke Transoxiana dan Khurasan, tepatnya setelah melakukan kontak antara kota-kota Islam, mereka tinggal di daerah Land atas izin penguasa Dinasti Samaniyah, mereka juga masuk islam Sunni Salafi. Setelah Dinasti Samaniyah dikalahkan oleh Dinasti Ghaznawiyah, Seljuk mendeklarasikan kabilahnya menjadi Daulah Seljuk dengan menguasai wilayah wilayah dinasti Samaniyah. Setelah Seljuk meninggal, berturut turut kemudian daulah dipimpin oleh Israil bin Seljuk, Mikail bin Israil.

Hingga tiga tahun berselang akan kemunculan Tughril Beq  setelah mengalahkan Mas'ud Al Ghaznawi penguasa Ghaznawiyah pada 1036, Tughril memproklamirkan berdirinya kerajaan Seljuk atau Dinasti Seljuk yang dikenal sebagai Kekaisaran Seljuk Agung atau Seljuk Raya. sebuah pengakuan datang dari Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Hingga kini orang Dinasti tersebut bercampur bersama penduduk lokal mengadopsi budaya dan bahasa Persia. Namun perpecahan dan sengketa di tubuh dinasti Abbasiyah antara Bani Buwaih yang berpaham Syiah dan Bani Abbas yang Sunni membuat Tughrul dan pasukannya memasuki Baghdad di tahun 1055 dan menangkap serta memenjarakan tokoh tokoh Syiah, ini adalah priode awal ke empat berkuasanya bangsa dan suku bukan Arab pada Dinasti Abbasiah sekaligus menandakan berdirinya Dinasti Seljuk atas kekhalifahan Abbasiyah untuk menertibkan pengikut pengikut Syiah. Tughrul Bek meninggal di tahun 1063 dan digantikan oleh Alp Arslan. Perang Manzikert di wilayah Turki sekarang pada tahun 1071 dimana Alp Arslan mengalahkan pasukan gabungan Kekaisaran Bizantium membuat ia mengangkat keponakannya Sulaiman Bin Qultumush Bin Israil Bin Saljuk menjadi gubernur diwilayah tersebut yang akan menjadi cikal bakal berdirinya Dinasti Kesultanan Seljuk Rum.

Kemudian Maliksyah naik tahta di tahun 1072, wilayah Dinasti Seljuk semakin luas sehingga membuat ia membagi wilayah dinasti Seljuk menjadi lima wilayah kerajaan.

Wilayah kekuasaan Seljuk Raya

5 Pecahan Wilayah Dinasti Seljuk

Dinasti Seljuk memiliki pecahan wilayah yang terdiri dari beberapa pecahan, di antaranya:

1. Seljuk Raya 

Pecahan wilayah Dinasti yang pertama berada di kawasan Iran, yakni Seljuk Besar Iran, atau Seljuk Raya atau Seljuk Agung merupakan induk bagi cabang-cabang Seljuk.   

Wilayah Dinasti ini meliputi daerah Irak, Persia Khurasan, Ahwaz, Rayy, serta Jabal. Dengan pemerintahan kawasan Seljuk oleh 8 Syekh. Hal ini dikarenakan keluasan wilayah hingga membuat adanya pembagian wilayah kekuasaan pada saudara-saudaranya. 

2. Seljuk Al-Qawurdiyun di Kirman

Jika tadi dikuasai oleh 8 syekh maka, Seljuk ini dikuasi oleh 12 Syekh. Seljuk Al-Qawurdiyun merupakan wilayah kekuasaan yang berada di bawah keluarga Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk. 

Dinamakan dengan Al-Qawurdiyun bermula pada Maliksyah memberikan wilayah kekuasaan pada Syah bin Qawurd untuk diwariskan pada keturunannya. Di mana ketika Qawurd mencoba menggulingkan Maliksyah yang sedang berkuasa. 

3. Seljuk Al-Iraq di Iran dan Kurdistan

Seljuk Al-Iraq dikuasai oleh Sembilan syekh secara berturut-turut, dimulai dari kekuasaan Sultan Muhammad Bin Maliksyah, Sultan Mahmud, hingga sultan baru lainnya. 

Di masa kekacauannya, seringkali dimanfaatkan untuk mengurangi pengaruh mereka oleh Khalifah Abbasiyah. 

4. Seljuk As-syam 

Selanjutnya yakni kawasan Seljuk As-Syam yang berada di Suriah. Seljuk ini berada di bawah pemerintahan keluarga Tutush Ibnu Alp Arslan ibnu Daud ibnu Mikail ibnu Seljuk atas perintah dari sultan Maliksyah.    

Hingga pada akhirnya Seljuk Suriah berada di kekuasaan tangan wali dan penguasa daerah, sebab anak dari keluarga Tutusy yang sedang memerintahi Damaskus telah wafat.

5. Seljuk Ar-Rum atau Seljuk Rum

Terakhir pecahan wilayah Seljuk yakni Seljuk Ar-Rum atau Romawi yang berada di Asia kecil. Wilayah ini dikuasai oleh keluarga Sulaiman ibnu Qutlumish ibnu Israil ibnu Seljuk yang mendirikan Seljuk Rum di tahun 1077 dengan syeikh yang memerintah sekitar 17 orang. 

Dinasti Seljuk Ar-Rum merupakan Dinasti yang dapat bertahan lama dibandingkan dengan Dinasti lainnya, meski harus menghadapi banyak permasalahan internal, namun dapat bertahan sampai kemudian berdirinya Dinasti Ustmaniyah dari rumpun bangsa dan suku Turki juga dari kabilah suku Kayi yang telah menetap di Sogut.

Selanjutnya setelah Sultan Malikshah wafat, Seljuk Raya dipimpin oleh:

- Mahmud Al Ghazi naik tahta tahun 1092,

- Berqi Yaruq tahun 1094,

- Malikshah II tahun 1103, setahun

- Abu Syuja' Muhammad tahun 1103,

- Abu Haris Sanjay tahun 1117-1128.