Blue Mosque Anatolia |
Rum sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti Romawi Timur untuk batas kekuasaan kekaisaran Bizantium di wilayah Turki sekarang, kekuasaan Sulaiman berlangsung hingga tahun 1086 setelah dia dibunuh oleh kerabatnya sendiri, Tutush I penguasa Seljuk Suriah.
Kemudian putranya, Kilij Arslan I ditawan oleh Malik Shah I dari Seljuk Raya akibat dari pembangkangan Sulaiman mendirikan Seljuk Rum. Setelah Malik Shah wafat dan Kilij Arslan I bebas ia menggantikan ayahnya atas seluruh wilayah Seljuk Rum dan memindahkan ibukota dari Iznik ke Konya.
Prestasinya adalah ketika tiga kali berhasil mengalahkan pasukan perang salib I tahun 1101, namun ia gugur saat akan merebut Mosul tahun 1107, beliau kalah dari Mehmed Tapar dari Seljuk Raya putra Malik Shah.
Kilij Arslan I mempunya dua putra yaitu Malik Shah (berbeda dengan Malik Shah dari Seljuk Raya) dan Mesud I, namun Mehmed Tapar mendukung Malik Shah sebagai penguasa Anatolia, selama tiga tahun tahta Seljuk Rum kosong tanpa pemimpin resmi akibat perebutan kekuasaan dua saudara kandung yang pada tahun 1110 di menangkan oleh Malik Shah dan dia naik Tahta. Oleh bantuan Denmark, Mesud I merebut Konya dan membunuh Malik Shah yang kemudian ia menjadi sultan Seljuk Rum ditahun 1116, kontribusinya dalam perang ketika mengalahkan pasukan salib II tahun 1147 di Dorylaeum pimpinan Conrad III dari Jerman dan pertempuran ke dua 1148 di Laodikia dimana pasukan salib dipimpin oleh Louis VII dari Prancis.
Dan berikut adalah susunan sultan Dinasti Seljuk Rum setelah Sultan Mesud I:
- Kilij Arslan II 1156-1192
- Kaykhusraw I 1192-1196
- Sulaiman II 1196-1204
- Kilij Arslan III 1204-1205
- kembali ke Kaykhusraw I sampai 1211
- Kaykaus I 1211-1220
- Sultan Alaeddin Kayqubad I 1220-1237, adalah masa jaya Seljuk Rum
- Kakhusraw II 1237-1246
- pemerintahan bersama antara Kaykaus II, Kilij Arslan IV, dan Kayqubad II 1246-1262
- pemerintahan bersama antara Kayqubad II dan Kaykhusraw III sampai 1284
- pemerintahan bersama Mesud II 1284-1308 dan Kayqubad III 1298-1302
Beberapa hal tentang Seljuk Rum
1. Identitas Seljuk Rum
Dikutip dari Wikipedia, identitas Dinasti Seljuk Rum merupakan status daerah sultan, dengan ibu kota Iznik serta Konya. Bahasa yang digunakan yakni bahasa Persia yang merupakan bahasa resmi dan literatul.
Selain itu, yang menjadi identitas sejarah oleh Dinasti Seljuk Rum yakni antara pemisahan dari Dinasti Seljuk Raya di tahun 1077 dan konflik pergulatan internal yang terjadi di tahun 1307 masehi
2. Sejarah Seljuk Rum
Kesultanan Rum atau Negara Seljuk Anatolia yang merupakan bagian kawasan dari orang-orang Seljuk keturunan Bangsa dan Suku Turki, Orang Seljuk lebih sering menyebutnya dengan Rum, hal ini disebabkan berdirinya dinasti ini di wilayah Romawi, tepatnya berada di Bizantium.
Keberadaan daerah ini dimulai sejak tahun 1077 hingga 1308. Ibu kota pertama kawasan Dinasti Seljuk Rum berada di kawasan Iznik, dan ibu kota yang kedua di kawasan Konya.
3. Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Seljuk Rum terbilang cukup luas. Wilayah Kesultanan Rum terbentang di antara wilayah Anatolia tengah, dimulai dari garis pantai Antalya dan Alanya yang berada di pesisir laut tengah hingga mencapai kawasan Sinop tepatnya di Laut Hitam. Bahkan hingga Danau Van dengan batas di bagian barat Denizli dan Aegean.
4. Masa Kejayaan
Masa kejayaan kesultanan Rum yakni berada di tahun 1219 hingga 1237 tepatnya masa pemerintahan Alaeddin Kayqubad I. Alaeddin Kayqubad memerintah kesultanan Rum pada 1220 yang menggantikan saudaranya, Kaykaus I. Di masa itu ada berbagai bangunan dan monumen berarsitektur legendaris yang berdiri.
Di masa inilah pemerintahan Rum menjadi lebih cerah daripada dengan Dinasti Seljuk lainnya. Alaeddin Kayqubad menciptakan kemuliaan pada seluruh Seljuk melalui perekonomian dan politik.
Di puncak kemenangannya terjadi atas keberhasilan perebutan pelabuhan Mediterania Kaloronos Alanya yang dikuasai oleh kerajaan Cilician, di Armenia kecil.
Kemajuan politik di masa saat itu terjadi karena adanya serangkaian acara pernikahan diplomatik untuk meningkatkan hubungan antar kelompok saingan. Tepatnya di tahun 1221 Alaeddin Kayqubad menikahi putri Armenia Mahperi Huand dan di tahun 1227 menikahi ratu Ayyubiah Melike Hatun.
Di masa kejayaan banyak pembangunan sarana dan prasarana di kawasan tersebut, seperti jembatan, Istana, Masjid, dan Menara.
5. Masa Akhir Kejayaan Rum
Sepeninggalnya Alaeddin yang diduga akibat keracunan yang disengaja tepatnya di akhir ramadhan, 30 Mei 1237. Di mana saat itu, ia meninggal di masa puncak kejayaannya di acara pesta yang direncanakan oleh utusan Mongol Khan Agung.
Oleh sebab itu, dia tidak terhindar dalam menyaksikan kehancuran kejayaan kesultanannya yang diakibatkan karena adanya perampokan yang dilakukan oleh Mongol. Perampokan berencana dengan kemudian menyerang wilayah Anatolia, Rum.
Masa masa setelah Sultan Alaeddin Kayqubad adalah masa dimana Dinasti Seljuk Rum mulai mundur pengaruhnya dan eksistensinya dalam kekhalifahan akibat perebutan kekuasaan dan hasutan bangsa lain.